Penggunaan teknologi yang semakin canggih dan kompleks telah membuat perlindungan data menjadi tantangan yang semakin sulit, terutama bagi pemerintahan di Indonesia yang sepertinya sedang kasmaran dengan pengaplikasian sistem berbasis online. Keamanan perusahaan ataupun instansi harus mampu mengatasi serangan siber yang semakin pintar dan tidak terduga. Dalam menghadapi ancaman ini, penting untuk memastikan keamanan data Anda. Salah satu cara untuk melakukannya yakni dengan melakukan tes penetrasi atau penetration testing.
Dalam tulisan singkat ini, kami SSN akan membahas secara rinci tentang tes penetrasi dan mengapa itu cukup penting untuk keamanan data Anda. Kami akan memandu Anda melalui konsep, jenis-jenis, dan manfaat tes penetrasi.
Penetration testing atau tes penetrasi atau istilah lebih familiarnya pentest adalah proses pengujian sistem keamanan milik instansi maupun perusahaan dengan cara menyerang sistem tersebut secara legal menggunakan teknik dan metode yang sama dengan yang digunakan oleh para penyerang. Tujuan dari tes penetrasi yakni untuk mengetahui kelemahan dan kerentanan yang ada dalam sistem keamanan tersebut, dengan melihat semua celah keamanan yang ada maka pihak pemilik sistem dapat menghubungi pengembang untuk menutup bug sesuai dari laporan keamanan tersebut.
Dalam melakukan tes penetrasi, pentester atau cybersecurity analyst mencoba melakukan serangan dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh hacker. Oleh karenanya diperlukan persetujuan dari pentester dengan pemilik sistem.
Prosesi penetrasi tersebut bisa dilakukan dengan berbagai metode dan teknik, tergantung pada jenis sistem yang diuji dan tujuan dari tes tersebut.
Pentest ini dilakukan tanpa adanya informasi yang detail tentang sistem yang diuji. Untuk jenis tes ini, penetester akan mencoba untuk mendapatkan akses ke sistem dengan cara-cara yang sama seperti hacker yang mencoba menyerang sistem dari luar.
Black box testing biasanya dilakukan pada sistem yang relatif sederhana dan tidak terlalu kompleks, sehingga cukup sulit untuk memprediksi cara-cara untuk menyerang sistem tersebut.
Jenis tes penetrasi ini dilakukan dengan adanya informasi yang lengkap tentang sistem yang diuji. Jenis tes ini, penetester akan memeriksa source code (kode program), konfigurasi sistem, dan berbagai informasi lainnya yang diperlukan untuk menguji sistem dengan lebih efektif.
White box testing biasanya dilakukan di sistem yang kompleks dan rumit, seperti web apps yang kompleks atau infrastruktur jaringan yang besar.
Untuk yang ini dilakukan dengan adanya informasi yang terbatas tentang sistem yang diuji. Pada jenis tes ini, penetester akan memperoleh informasi tentang sistem yang diuji secara terbatas, seperti konfigurasi jaringan atau informasi login tertentu.
Gray box testing biasanya dilakukan pada sistem yang relatif kompleks, tetapi tidak terlalu rumit sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan dengan adanya informasi yang terbatas.
Jenis tes penetrasi ini dilakukan dari luar jaringan atau sistem yang diuji. Pada jenis tes ini, penetester akan mencoba untuk menyerang sistem dari luar jaringan, seperti dari internet atau jaringan publik lainnya.
External testing biasanya dilakukan untuk menguji sistem yang diakses secara publik, seperti aplikasi web atau server email. Untuk kategori inilah yang biasanya perusahaan membuka program bernama bug bounty, sehingga mempersilahkan kepada para hacker untuk meretas sistemnya dan jika ditemukan ada celah keamanan maka si hacker akan mendapatkan imbalan sejumlah uang sesuai klasifikasi yang disepakati.
Jenis tes penetrasi ini dilakukan dari dalam jaringan atau sistem yang diuji. Pada jenis tes ini, penetester akan mencoba untuk menyerang sistem dari dalam jaringan, seperti dari komputer yang terhubung ke jaringan tersebut.
Internal testing biasanya dilakukan untuk menguji keamanan jaringan internal suatu organisasi, seperti jaringan kantor atau jaringan yang digunakan oleh departemen tertentu secara private.
Penetration testing melibatkan empat tahapan utama, yaitu:
Setiap langkah memiliki tujuan dan proses yang berbeda-beda. Tahap pertama Planning and Reconnaissance, bertujuan untuk merencanakan dan mengumpulkan informasi tentang target yang akan diuji. Dalam process ini, pentester akan melakukan analisis terhadap sistem yang akan diuji, mencari informasi tentang sistem keamanan yang digunakan, dan mencari titik masuk yang potensial.
Berikutnya ialah Scanning, dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak khusus untuk mencari kelemahan atau kerentanan pada sistem yang diuji. Kali ini cyber security analis akan mencoba untuk mengidentifikasi poin-poin umum yang menjadi jalan masuk melalui scanning untuk mencoba mengakses sistem tersebut.
Tahap ketiga Gaining Access, sebuah proses lanjutan dalam mengakses sistem yang diuji melalui titik masuk yang sudah ditemukan ketika saat scanning. Jika berhasil, pentester akan mencoba untuk mendapatkan hak akses dan kontrol penuh atas sistem tersebut.
Tahap terakhir yakni Maintaining Access, dilakukan dengan mencoba untuk mempertahankan akses ke sistem yang sudah berhasil diakses pada tahap sebelumnya. Langkah ini, pentester akan mencoba untuk memanfaatkan kelemahan atau kerentanan yang ditemukan untuk tetap bisa mengakses sistem tersebut.
Ada banyak manfaat dari tes penetrasi untuk sistem yang ada pada perusahaan ataupun instansi Anda, antara lain:
Tes penetrasi sangat penting untuk memastikan bahwa sistem keamanan yang digunakan aman dari serangan siber dan melindungi data dari kebocoran. Pilihlah penyedia jasa tes penetrasi yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup dalam melakukan penetration testing. Pastikan juga bahwa penyedia jasa tersebut menggunakan metodologi dan teknologi terbaru dalam melakukan tes penetrasi dan dapat memberikan laporan hasil tes penetrasi yang detail dan mudah dipahami. Dengan melakukan tes penetrasi secara rutin, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas sistem keamanan dan menjaga reputasi perusahaan serta kepercayaan pelanggan.